Burung yang Sudah Punah: Glaucous macaw

Glaucous macaw adalah burung beo Amerika Selatan yang besar, biru dan abu-abu, anggota kelompok besar burung beo neotropis yang dikenal sebagai macaw. Macaw ini, umumnya diyakini telah punah

Macaw glaucous memiliki panjang 70 cm. Sebagian besar berwarna biru kehijauan pucat dengan kepala besar keabu-abuan. Istilah glaucous menggambarkan pewarnaannya.

Ia memiliki ekor panjang dan paruh besar. Memiliki lingkaran kuning, mata telanjang dan lappet berbentuk setengah bulan berbatasan dengan rahang bawah.

Burung ini berasal dari Argentina utara, Paraguay selatan, wilayah chaco dan llano Bolivia dekat kota Santa Cruz de la Sierra, timur laut Uruguay, dan Brasil. Ini menjadi langka selama abad ke-19 karena perangkap dan hilangnya habitat, dan hanya dua kemungkinan laporan diterima mengenai adanya burung liar di abad ke-20. Ekspedisi oleh ahli burung ke barat daya Paraguay selama tahun 1990-an gagal menemukan bukti apapun dari spesies tersebut.

Selain itu, hanya penduduk tertua di wilayah tersebut yang memiliki pengetahuan tentang macaw, dengan spesies terakhir tercatat pada tahun 1870-an. Hilangnya burung itu mungkin terkait dengan penjebakan burung dewasa untuk perdagangan burung liar dan penebangan besar-besaran dari pohon palem yatay, Butia yatay, kacang yang tampaknya merupakan makanan utamanya.

Meskipun habitat yang sesuai tetap ada di Taman Nasional El Palmar, di provinsi Entre Ríos di Argentina, serta di selatan Brasil, tidak ada rumor tentang keberadaan burung tersebut dalam beberapa dekade terakhir yang terbukti dapat dipercaya.

Pencarian yang dilakukan oleh Joe Cuddy dan Tony Pittman pada tahun 1992 menyimpulkan bahwa burung-burung itu punah di wilayah jelajah sebelumnya. Desas-desus terus berlanjut bahwa macaw biru terlihat di Argentina dan Bolivia dengan dealer di Rosario, Argentina, menawarkan spesimen yang masih hidup.

Almarhum George Smith memberikan banyak ceramah yang kaya akan informasi konservasi macaw, termasuk spesies ini, yang dia nyatakan tidak punah di alam liar, tetapi ada di daerah terpencil Bolivia di mana dia bertemu dengan para penjerat yang dapat mengidentifikasi spesies ini. Selain itu, dia menyatakan bahwa tegakan sawit murni ada “sejauh mata memandang” ketika dia terbang di atas area yang belum diselidiki.

Sebuah studi tahun 2018 yang mengutip pola kepunahan burung, kerusakan besar pada habitatnya, dan kurangnya penampakan yang dikonfirmasi sejak 1980-an merekomendasikan untuk memasukkan spesies tersebut ke dalam Daftar Terancam Punah – Mungkin Punah.

Glaucous macaw

Populasi liar: Kemungkinan tidak ada

Di mana ditemukan: Sebelumnya terbatas pada wilayah di bagian tengah Rio Paraguay, Rio Parana dan Rio Uruguay, di SE Paraguay, NE Argentina, di Corrientes dan mungkin Misiones, dan Rio Grande do Sul, SE Brazil; mungkin juga Artigas, NW Uruguay.

Sejarah: Anodorhynchus glaucus sebelumnya tersebar luas di Argentina Utara, Paraguay Selatan, Uruguay Timur Laut dan Brasil dari negara bagian Paraná ke arah selatan. Itu asli daerah sekitar sungai besar (Uruguay, Paraná dan Paraguay), dengan sebagian besar catatan berasal dari Corrientes, Argentina. Itu sudah langka di paruh kedua abad ke-19, dengan hanya dua penampakan yang dapat diterima di abad ke-20, termasuk satu pengamatan langsung di Uruguay pada tahun 1951 dan satu lagi berdasarkan laporan lokal. Spesies ini umumnya dianggap punah, namun beberapa penduduk setempat baru-baru ini melaporkan penampakan.

Ancaman: Populasi spesies ini kemungkinan besar menurun dengan cepat karena pemukiman manusia di lembah sungai utama dalam jangkauannya. Itu mungkin diburu dan diambil untuk perdagangan burung karena sangat mencolok, baik dalam ukuran dan warna. Ada beberapa bukti bahwa itu terperangkap, tetapi sedikit yang mendukung berbagai klaim bahwa telah terjadi perdagangan baru-baru ini.

Ekologi: Glaucous Macaw awalnya ditemukan di Paraguay, Argentina, dan Brasil. Itu terlihat di hutan galeri subtropis dengan tebing dan sabana kaya palem yang berhutan lebat, di mana ia akan memakan kacang-kacangan pohon palem Butia yatay. Itu adalah burung yang suka berteman, bersarang di tebing atau tebing curam, atau lebih jarang, rongga pohon.

Sifat Burung Perkutut Yang Jarang Diketahui

Sekarang ini, burung Perkutut sudah tidak begitu populer seperti dulu lagi. Dulunya, hampir setiap orang punya burung Perkutut. Akan tetapi saat ini, mereka beralih pada burung kicau yang lebih populer dan lebih menarik.

Padahal, apabila mereka mengetahui, burung Perkutut punya keunikan serta keistimewaan yang kerap dihubung hubungkan dengan hal-hal yang gaib.

Burung yang terlihat kalem dengan ukuran kecil serta bagian bulu berwarna abu-abu ini telah lama sudah menjadi idola perkutut mania.

Walaupun keberadaan tidak cukup banyak akan tetapi, burung perkutut banyak memikat para orang tua dari kalangan menengah kebawah.

Untuk mereka yang percaya dengan hal ini, burung Perkutut ada juga yang mengatakan bisa mendatangkan rezeki, ketentraman rumah tangga, serta bisa untuk menambah wibawa serta pangkat atau kedudukan tertentu.

Walaupun hal tersebut belum dibuktikan dengan cara ilmiah, namun para pecinta burung Perkutut percaya, jika Perkutut memiliki kemampuan seperti itu.

Jenis burung perkutut jumlahnya sangatlah banyak, burung kicauan yang bernama burung perkutut ini punya suara kicauan yang khas serta tidak dimiliki oleh jenis burung kicauan yang lainya.

Kemudian suara burung perkutut juga tidak bisa ditirukan oleh burung lainya. Oleh sebab itu burung perkutut begitu digemari orang yang sudah berusia tua.

Seperti halnya jenis burung perkutut yang punya corak leher zebra, burung perkutut yang punya corak leher zebra sudah terbilang langka, akan tetapi di alam sekitar burung itu masih bisa kita jumpai.

Karakteristik burung Perkutut Jawa sendiri punya ukuran panjang tubuh yang tergolong kecil. Sebab memiliki panjang tubuh hanya sekitar 21 Centimeter saja serta memiliki bentuk tubuh yang ramping.

Dan juga punya ekor yang panjang dengan warna pada bagian kepala burung Perkutut Jawa abu abu, kemudian untuk bagian Leher serta pada bagian sisinya mempunya garis yang halus. Dan pada bagian punggungnya berwarna coklat serta tepian yang berwarna hitam.

Kemudian untuk ciri Burung Perkutut Jawa jantan punya warna Kehitaman dengan ujung putih di bagian bulu sisi paling luar dari Ekornya.

Dan pada bagian iris serta paruh berwarna abu abu biru dan pada bagian Kaki punya warna merah jambu tua. Oleh sebab itu apabila diamati secara keseluruhan burung Perkutut Jawa ini memiliki bentuk serta warna tubuh yang unik.

Jadi pantas sekali untuk dipelihara ataupun dirawat oleh anda semua para pecinta burung kicauan terutama di Pulau Jawa. Sebab selain memiliki bentuk tubuh yang unik, suara kicauan burung perkutut jawa yang juga terdengar merdu.

Sudah banyak dikenal di masyarakat kita jika jenis burung perkutut Bangkok memiliki suara besar dan juga ngebass.

Sedangkan untuk burung perkutut yang biasa ditangkap dari hutan dinamakan burung perkutut lokal memiliki suara yang kecil.

Akan tetapi ini tidak sepenuhnya benar, sebab burung perkutut Bangkok pun asal mulanya juga dari tanah Jawa. Kemudian telah dikembangbiakkan.

Serta diambil keturunannya yang memiliki suara yang besar dan banyak yang telah di ekspor ke Indonesia kembali.

Dan sekarang ini hampir semua penghuni kandang ternak yang di Indonesia yaitu keturunan dari perkutut yang telah didatangkan dari wilayah Bangkok.

Trend terakhir pada tahun 2008 hingga 2009 kembali perkutut dari Bangkok serta dari Thailand Selatan yang memiliki suara besar serta berujung panjang banyak didatangkan ke Indonesia untuk dijadikan indukan.

Keluarga dekat dari perkutut terdapat dua jenis yakni bangsa Geopelia Humeralis atau disebut perkutut raksasa.

Sebab memang ukuran badannya begitu besar hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan ukuran badan perkutut biasa.

Burung ini asalnya dari Australia bagian Utara. Populer juga sebagai Barred Ground Dove pada kalangan internasional.

Kerabat yang selanjutnya banyak dipelihara di Indonesia antara lain yaitu Geopelia Cuneata atau lebih populer dengan nama Diamond Dove.

Ukuran tubuhnya hanya sebagian dari ukuran tubuh perkutut yang biasa. Serta di negara Indonesia banyak digunakan sebagai induk asuh untuk meloloh piyik perkutut guna mempercepat proses produksi piyik dari burung perkutut.

Kenali Burung Kuntul, Yuk!

Burung Kuntul, burung yang memiliki ciri kaki panjang dengan warna hitam, gelap, berbulu putih bersih, dan memiliki tubuh yang agak besar dibandingkan dengan burung lainnya.

Ia memiliki keunikan, di mana mencari makan di lahan yang basah. Paruh runcing yang dimilikinya dapat digunakan untuk mengambil mangsa dari dalam air dan kakinya yang panjang dengan piawai melangkah di air.

Sebenarnya kalau dilihat secara fisik, burung ini memiliki ukuran 55-56 cm dan bentangan sayapnya bisa mencapai 88-105 cm. Ini adalah salah satu jenis burung air yang menghabiskan sebagian hidupnya berada di perairan atau tempat yang basah.

Kita bisa menjumpai Burung Kuntul di kisaran sungai, sawah, sungai kecil, dan juga di lumpur.

Burung satu ini hidupnya bergerombol, meski demikian mereka tidak pernah berebut makanan dan bisa mencari makan dengan baik.

Cara mencari makan Burung Kuntul sangatlah bervariasi. Ada yang mengawali aktivitas mencari makannya dengan cara melangkah, ada juga yang melakukan aktivitas lainnya saat sedang mematuk mangsa.

Hewan berbulu putih ini sering mencari makan di tempat seperti dataran lumpur, tambat, atau habitat mangrove, karena di sana mereka bisa menemukan banyak ikan, katak, udang, atau juga kepiting.

Mereka memiliki pola unik ketika seang berburu mangsa, biasanya mereka akan mematuk, jika berhasil mendapatkan mangsanya maka ia akan langsung menelannya. Lalu jika gagal, maka mereka akan berhenti 1 kali setiap 10 menit.

Ketika sedang masa berkembangbiak, burung ini akan memunculkan rumbai-rumbai tambahan pada sekitar leher punggung juga dibagian sayapnya. Pada umumnya, musim kawin mereka berawal dari Maret dan diakhiri pada bulan Juli.

Para Burung Kuntul memilih untuk berkembang biak di pohon yang jauh dari aktivitas manusia dan membentuk sarang dengan ranting pohon yang ada. Untuk pengeraman dari telor-telornya, akan membutuhkan waktu 3 minggu. Jumlah telor yang bisa mereka hasilkan kira-kira 2 – 3 telor.

Burung yang dapat makan sepanjang hari ini saat ini tengah terancam oleh perburuan dan juga pemakaian pestisida yang berlebihan. Alih fungsi lahan juga ikut membuat burung ini kehilangan habitat mereka.

Burung Kuntul sendiri merupakan burung yang sangat berperan penting terhadap rantai makanan. Itulah kenapa hewan ini dianggap sebagai salah satu komponen untuk menyeimbangkan lingkungan. Kalau burung Kuntul sampai punah, ini akan sangat mengganggu kestabilan yang ada di ekosistem, terutama di hutan mangrove.

Hal ini karena Burung Kuntul yang bisa makan sepanjang hari, itu membuatnya bisa mengontrol populasi yang ada di habitatnya. Dengan demikian mereka bisa menjadi bio indikator untuk lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Burung yang masuk ke dalam Ordo Ciconiiformers dan family Ardeidae ini bisa ditemukan di seluruh belahan dunia, sebut saja seperti di Eropa, Australia, Afrika, Asia, dan juga di Indonesia.

Kini dari 24 spesies family Ardeidae, setengahnya sudah menjadi burung yang dilindungi. Hal ini tertera pada Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 mengenai pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

Nah, itulah beberapa hal mengenai Burung Kuntul, burung yang mirip dengan burung Bangau. Burung satu ini mungkin kini sulit untuk bisa kita temui, itulah sebabnya sekarang kita harus mulai untuk memerhatikan lingkungan dengan tidak menghabiskan lahan tempat tinggal hewan-hewan untuk kepuasan diri kita sendiri.

Jika tidak mulai dari diri kita sendiri, siapa lagi yang mau memulai?

Beberapa Jenis Burung Beracun Yang Terdapat di Dunia

Mungkin ketika sedang membicarakan seputar hewan-hewan beracun, bisa saja kamu memikirkan hewan-hewan seperti ular, kalajengking, laba-laba dan masih banyak lagi.

Tapi tahukah kamu? Bahwa burung juga memiliki spesies yang memiliki racun dalam tubuhnya, beberapa burung tersebut berdiam di Papua dan juga dunia.

Burung-burung ini memiliki racun di bagian bulu dan sekitar permukaan kulitnya, dari beberapa burung beracun tersbut salah satu yang dikenal adalah burung Pitohui.

Hewan yang satu ini merupakan hewan yang cukup ditakuti, bahkan para manusia juga tak berani menangkap burung yang satu ini, dan jika mereka harus menangkap biasanya mereka akan menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan mereka.

Untuk jenis racunnya sendiri, racun yang terkandung oleh burung yang satu ini memiliki nama homobatrachotoxin yang merupakan racun yang terkenal jaringan otak dan bersifat sangat mematikan.

Hal tersebut berlaku untuk sesama hewan, karena terdapaat penelitian dimana racun dari burung tersebut disuntikan ke seekor tikus dan tak lama tikus tersebut langsung mati,

Namun, dampak dari racun itu tidak separah itu jika terkena manusia, biasanya efek yang dirasakan adalah mati rasa, kesemutan, bersin dan gejala kecil lainnya, dan untuk efek yang paling berat adalah kelumpuhan dan kematian.

Mungkin dari beberapa dari kamu bertanya apakah burung yang satu ini bisa dipelihara? Jawabannya tentu saja bisa.

Hal tersebut dikarenakan burung yang satu ini memakan serangga beracun di alam liar, dan apabila mereka tidak memakan serangga beracun, maka secara perlahan bulu mereka tidak akan beracun lagi.

Diketahui juga burung Pitohui memiliki beberapa jenis yang tersebar di daerah Indonesia timur seperti Hooded Pitohui, Variable Pitohui, Rusty Pitohui, White-bellied pitohui, Crested Pitohui, Black Pitohui.

Untuk makanan sendiri, burung yang satu ini memilih beberapa serangga seperti kumbang yang mengandung racun dalam tubuhnya.

Burung ini juga memiliki fisik yang cantic seperti kebanyakan burung lainnya, dan ketika mereka sudah mencapai fase dewasa maka tinggi dari burung ini mencapai 23 sentimeter dengan berat sekitar 65 gram.

Hewan ini hanya bisa dijumpai di hutan hujan tropis dan juga hutan liar yang ada di Papua Nugini, dan burung ini juga memiliki bulu berwarna hitam yang terfdapat pada bagian sayap, kepala, dan juga ekor.

Burung ini sebenarnya tidak bisa dikonsumsi, namun apabila tetap ingin merasakan rasa dari burung tersebut kamu harus mengolahnya dengan orang yang ahli.

Kamu bisa menghilangkan bulu dan juga kulitnya, setelah itu kamu bisa melapisi dagingnya dengan arang dan selanjutnya dibakar ataupun dipanggang terlebih dahulu.

Selain burung Pitohui terdapat juga dua jenis spesies burung lainnya yang memiliki racun yang mematikan, racun keduanya sering disebut sebagai batrachotoxin.

Burung tersebut merupakan burung Little Shrikethrush yang memiliki nama lain Colluricincla Megarhyncha, dan juga Blue-capped ifrita dengan nama ilmiah Ifrita Kowaldi.

Jika kamu pensaran dengan burung tersebut, kamu bisa langsung datang ke Papua, lebih tepatnya di Papua Barat dan Kepulauan Aru dan juga Papua Nugini.

 

Nah, kira-kira itulah sedikit penjelasan mengenai burung yang beracun, ternyata memiliki tampang yang indah dan juga lucu tak menjamin hewan tersebut bisa dipelihara ya.

Semoga dengan adanya article ini wawasan dan juga pengetahuan kamu bisa bertambah sehingga kamu akan lebih tahu mana burung yang beracun dan juga tidak.

Fakta Mengenai Burung Elang Paling Besar

Tahukah kamu, bahwa di dunia ini terdapat elang dengan ukuran yang sangat besar? Bahkan ukurannya tersebut sangat besar jika kamu lihat dari dekat.

Namanya adalahnya Elang Harpy, elang yang satu ini merupakan elang yang memiliki ukuran tubuh hampir sama dengan manusia yang berusia remaja.

Mereka bisa tumbuh hingga ukuran tubuh mencapai 1 meter lebih, dan untuk jenis kelamin betina sendiri akan lebih besar dari jantan.

 

Burung yang satu ini memiliki ciri-ciri bewarna abu-abu gelap dengan memiliki bulu yang mengembang di atas kepalanya, dan akan mengembang ketika mereka merasa terancam.

Harpy juga memiliki pendengaran yang sama tajamnnya seperti burung hantu, namun untuk ini burung hantu masih lebih unggul.

Untuk cakar mereka sendiri memiliki ukuran yang sangat besar, ukuran tersebut hampir bisa menyamai kepalan anak kecil dan juga ukuran tersebut lebih besar ketimbang beruan grizzly yang memiliki Panjang 13 centimeter.

Sedangkan sayapnya, memiliki Panjang hampir dua meter, dan burung elang yang satu ini juga dikatakan sebagai burung predator yang paling berat, besar dan terkuat di dunia.

Untuk persebarannya, burung yang satu ini tersebar dibeberapa wilayah di negara Amerika bagian selatan, dari Meksiko sampai ke Argentina utara.

Tinggal di hutan tropis dan mereka memiliki kebiasaan diam diatas pohon kapas sutra serta membangun sarang mereka pada ketinggian 26 hingga 45 meter diatas tanah.

Elang ini juga mampu memangsa hewan yang beratnya mencapai 7,7 kilogram, biasanya hewan yang mereka incar seperti monyettt dan juga kukang.

Kecepatan mereka dalam menyergap mangsa diketahui mencapai 80 km/jam, tentu angka tersebut akan membuat mangsanya tak sempat melarikan diri.

Tapi meskipun demikiran, burung yang satu ini memiliki kesabaran yang sangat tinggi sebelum berburu, biasanya mereka akan bertengger dan menunggu mangsa masuk kedalam wilayah pengawasannya.

Menurut Active Wild, bburung ini mampu menunggu sampai 23 jam sebelum menyambar mangsa, terkadang mereka juga mengincar burung jenis lain.

Burung ini juga bisa dibilang hampir sempura dari fiisknya, karena dibekali dengan tubuh yang besar, kuku yang besar, pendengaran, dan juga penglihatan yang bagus.

Ia mampu melihat sesuatu dengan ukuran hanya 2 centimeter dengan jarak 200 meter, yang menjadikannya sebagai hewan yang hampir sempurna.

Hewan ini juga diketahui sebagai monogami, yang artinya mereka akan sangat setia pada pasangannya, elang betina ini juga diketahui mampu  bertelur dua hingga tiga butir dan biasnaya akna terjadi pada dua hingga tiga tahun sekali.

Tugas mengerami telur juga tak hanya dilakukan oleh betina, karena elang jantan juga berperan dan mereka akan memberi makan anaknya sampai umur 10 bulan.

Anakan elang harpy akan dikatakan dewasa apabila sudah memasuki usia lima sampai enam bulan, meskipun demikian mereka masih akan berkeliaran di sarang hingga usiany menjadi satu tahun.

Elang ini akan mulai berkembang biak pada tahun ke lima dan usia hidup mereka tergolong Panjang yaitu 25 hingga 35 tahun.

Meskipun ia merupakan predator puncak, namun berita sedihnya mereka tergolong hewan yang terancam punah.

Hal itu berdasarkan laporan IUCN yang mengklasifikasikan spesies ini dalam kategori near threatned, hal ini disebabkan akibat penggundulan hutan yang terlalu banyak dan juga menjadi perburuan manusia.

 

Nah, kira-kira itulah sedikit pembahasan mengenai burung elang Harpy. Semoga membantu ya